Jumat, 02 Agustus 2013

Menanam coral di hari kemerdekaan

Untuk memperingati hari kemerdekaan, kita memperingatinya dgn menanam coral di pulau tegal lampung. Acara ini akan di laksanakan tepat tanggal 17 agustus. Mungkin kita akan mengunjungi 3 pulau. Yang pertama kita ke pulau mak itam. Untuk mengecek tanaman coral yang sudah pernah kita tanam disana. Kemudian ke pulau tegal, untuk melakukan penanaman coral dititik coral garden kita. Snorkeling Serta melakukan games dan makan siang. Terakhir kita ke pasir timbul. Biasa nya di pasir timbul kita menikmati sunset dan memperhatikaan kuda laut :) .
Info lebih lanjut bisa contact ke
Jimboy: 081321990191
Via whatsapp

Senin, 29 Juli 2013

Apa itu blue carbon


Kita mungkin sudah banyak mendengar tentang hutan bakau dan terumbu karang. Namun, samudera dunia juga miliki ragam ekosistem bahari lain, diantaranya padang lamun, rawa asin dan lahan gambut pesisir.
Mangrove/bakau
Hutan gambut kalimantan
Rawa asin amerika

Ekosistem-ekosistem ini masih jarang didiskusikan sehari-hari. Ayo kita mulai bahas - dan mulai selamatkan.

Bersama hutan bakau (mangrove), padang lamun (seagrass), rawa asin (salt marshes) dan lahan gambut pesisir (coastal wetlands), adalah ekosistem kaya manfaat yang sudah lama bantu masyarakat bertahan - layaknya hutan bakau dan terumbu karang. Mereka menjadi sumber bahan pangan, kayu-kayuan, pusat keragaman spesies penting, pelindung pesisir, hingga menyaring nutrisi dari aliran air tawar darat.

Satu manfaat besar di era perubahan iklim saat ini adalah jasa ekologis mereka dalam penyerapan/sekuestrasi karbon (carbon sequestration).

Bukti ilmiah hingga kini terus bertambah, menguak bahwa ada ekosistem-ekosistem laut tertentu yang berperan sebagai rosot karbon (carbon sinks). Dengan fungsi ini berarti ekosistem berkemampuan menyerap dan memindahkan jumlah besar karbon dari atmosfir setiap harinya, dan menyimpan/mengendapkan-nya dalam badan tumbuhan atau sedimen tempat tumbuh - untuk waktu yang lama.

Sayangnya, mereka juga termasuk ekosistem yang terancam keberadaanya. Bagian dari ekosistem dengan laju penghabisan tercepat saat ini, dikesampingkan oleh aktifitas manusia yang tidak ramah lingkungan.

Sejalan menghilangnya ekosistem-ekosistem ini, tidak saja karbon yang disimpan mereka otomatis terlepas, juga menyempitnya kawasan ekosistem tersebut berarti lebih sedikit karbon yang bisa di-sekuestrasi dari atmosfir bumi kedepannya.

Dari seluruh karbon biologis yang tersimpan didunia, lebih dari separuh (55%) di'simpan' oleh organisme laut hidup - sebab ini disebut 'karbon biru' ('blue carbon').

Beberapa habitat laut yang paling handal menjadi 'karbon biru' diantaranya: hutan bakau, padang lamun dan rawa asin. Luasan habitat mereka hanya menutup 0.5% dari lautan dunia, namun menahan 50% simpanan karbon dunia di sedimen laut. Kasarnya, tiap kilometer persegi luasan habitan ini terdapat lima kali lebih banyak simpan karbon dibanding hutan hujan tropis.

Karbon biru dalam wujud vegetasi pesisir juga menyerap karbon jauh lebih efektif - hingga 100 kali lebih cepat - dan lebih permanen dibandingan hutan daratan.

Substrat gambut tempat vegetasi tumbuh menyimpan karbon dalam lapisan vertikal yang menebal. Sebab sedimen didasar habitat-habitat ini umumnya anoksik (minim/tidak ada oksigen). Dalam keadaan ini kandungan karbon organik tidak terurai dan dilepas hanya oleh mikroba di dalam sedimen itu sendiri.

Substrat pesisir mampu menahan karbon hingga ribuan tahun, berlawanan dengan hutan daratan dimana karbon terpusat di pohon.

Sebagai contoh, kunjungilah hutan mangrove. Kita bisa melihat sedimen kaya zat organik yang 'berkumpul' di akar mangrove, dan menebal sejalan pertumbuhan vertikal bakau. Ini membuat hutan bakau sangat efektif menangkap dan menyimpan karbon yang dilepas oleh manusia melalui gas emisi pembakaran bahan bakar fosil.


gambark bagaimana karbon di atmosfir diserap dan ditahan vegetasi lahan basah di pesisir.

Inilah cara sebenarnya mengembalikan karbon yang kita telah kita dari lapisan prehistorik di dalam bumi dalam bentuk minyak. Dan sebaliknya, dengan penghabisan ekosistem dan habitat pesisir dan laut yang menyimpan 'karbon biru', berarti melepaskan jumlah besar karbon, memperburuk dampak perubahan iklim global.








Sabtu, 27 Juli 2013

Nama Pulau-Pulau di provinsi lampung.

Daftar Nama Pulau-Pulau (Kecil)
di Provinsi Lampung
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
» Jumlah Pulau = 188   (punya nama =          113, belum = 75)
» Jumlah Kota + Kab. = 15   (Kota = 2, Kab.= 13)
» Luas Daratan : 34.623,80 km2 (BPS 2012)
» Jumlah Penduduk : 7.596.115 (Sensus 2010)
» Ibukota : Bandar Lampung
» Jumlah Kecamatan/Distrik = 210
» Jumlah Desa + Kelurahan = 2.403
» Kode POS : 34111 - 35686
Terdapat 113 pulau yang punya nama (6 diantaranya berada dalam wilayah yang sama)

Nama Pulau 
Kota/Kabupaten 
Kecamatan, Distrik 
1.Pulau Anak Krakatau Kab.Lampung       SelatanRajabasa
2.Pulau Balak Kab.Lampung SelatanPunduh Pedada
3.Pulau Batu Gubugseng Kab.Lampung SelatanRajabasa
4.Pulau Batu Kauseng Kab.Lampung SelatanRajabasa
5.Pulau Batu Kerbau Kab.Lampung SelatanPunduh Pedada
6.Pulau Batu Kupiah Tengah Kab.TanggamusKelumbayan
7.Pulau Batu Legundi Kab.Lampung SelatanPunduh Pedada
8.Pulau Batu Legundi Balak Kab.Lampung SelatanPunduh Pedada
9.Pulau Batu Mandi Bakauheni Kab.Lampung SelatanBakauheni
10.Pulau Batu Merah Kab.Lampung SelatanRajabasa
11.Pulau Batu Putih Kab.Lampung SelatanPunduh Pedada
12.Pulau Batu SekepelKab.Lampung SelatanBakauheni
13.Pulau Batu SiuncalKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
14.Pulau Batu Suluh BalakKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
15.Pulau Batu Suluh LunikKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
16.Pulau BatubolongKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
17.Pulau BatubotakKab.TanggamusKelumbayan
18.Pulau BatucentigiKab.TanggamusCukuh Balak
19.Pulau BatugondrongKab.TanggamusKelumbayan
20.Pulau BatugurihKab.Lampung BaratBengkunat Belimbing
21.Pulau BatuhakhongKab.TanggamusKelumbayan
22.Pulau BatuhiuKab.TanggamusKelumbayan
23.Pulau BatukabulungKab.TanggamusKelumbayan
24.Pulau BatukelapanunggalKab.TanggamusKelumbayan
25.Pulau BatukerbauKab.TanggamusLimau
26.Pulau BatumandiKab.Lampung SelatanRajabasa
27.Pulau BatumandiKab.TanggamusKelumbayan
28.Pulau BatupanjanglimauKab.TanggamusKelumbayan
29.Pulau BatuputihKab.TanggamusCukuh Balak
30.Pulau BaturawongKab.TanggamusKelumbayan
31.Pulau BatutajamKab.TanggamusKelumbayan
32.Pulau BertuahKab.Lampung BaratKrui
33.Pulau Condong DaratKab.Lampung SelatanKatibung
34.Pulau Condong LautKab.Lampung SelatanKatibung
35.Pulau Cukuhpandan BalakKab.TanggamusKelumbayan
36.Pulau Cukuhpandan LunikKab.TanggamusKelumbayan
37.Pulau Cukuhpandan TengahKab.TanggamusKelumbayan
38.Pulau Dua BalakKab.Lampung SelatanBakauheni
39.Pulau Dua BalakKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
40.Pulau Dua LunikKab.Lampung SelatanBakauheni
41.Pulau Dua LunikKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
42.Pulau GaitanKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
43.Pulau GosongsekopongKab.Lampung TimurLab Maringgai
44.Pulau HiuKab.TanggamusKelumbayan
45.Pulau KabulungKab.TanggamusKelumbayan
46.Pulau Kamintara LunikKab.TanggamusKelumbayan
47.Pulau Kamintara TengahKab.TanggamusKelumbayan
48.Pulau Kamintara TimurKab.TanggamusKelumbayan
49.Pulau Kandang BalakKab.Lampung SelatanBakauheni
50.Pulau Kandang LunikKab.Lampung SelatanBakauheni
51.Pulau KarangputihKab.TanggamusCukuh Balak
52.Pulau KarangtahabuKab.TanggamusKelumbayan
53.Pulau KelagianKab.Lampung SelatanPadang Cermin
54.Pulau Kelagian LunikKab.Lampung SelatanPadang Cermin
55.Pulau KelapaKab.Lampung SelatanBakauheni
56.Pulau Kepala SiuncalKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
57.Pulau KiluanKab.TanggamusKelumbayan
58.Pulau KrakatauKab.Lampung SelatanRajabasa
59.Pulau Krakatau BaratKab.Lampung SelatanRajabasa
60.Pulau KramatKab.Lampung SelatanKetapang
61.Pulau KuburKotaBandar LampungTeluk Betung Selatan
62.Pulau KupiahKab.Lampung SelatanKetapang
63.Pulau Lahu LunikKab.Lampung SelatanPadang Cermin
64.Pulau LamangKab.TanggamusKelumbayan
65.Pulau LegongkaeKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
66.Pulau Legongkae SelatanKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
67.Pulau LegundiKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
68.Pulau Legundi TuaKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
69.Pulau Lelangga BalakKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
70.Pulau Lelangga LunikKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
71.Pulau LokKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
72.Pulau LunikKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
73.Pulau MaitemKab.Lampung SelatanPadang Cermin
74.Pulau MangkuduKab.Lampung SelatanBakauheni
75.Pulau MunduKab.Lampung SelatanKetapang
76.Pulau PahawangKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
77.Pulau Pahawang LunikKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
78.Pulau PakuKab.TanggamusKelumbayan
79.Pulau PakuayuKab.TanggamusKelumbayan
80.Pulau PanjangKab.Lampung SelatanRajabasa
81.Pulau PanjukitKab.Lampung SelatanBakauheni
82.Pulau PanjuritKab.Lampung SelatanBakauheni
83.Pulau PasaranKotaBandar LampungTeluk Betung Selatan
84.Pulau PertapaanKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
85.Pulau PisangKab.Lampung BaratBengkunat Belimbing
86.Pulau Rimau BalakKab.Lampung SelatanKetapang
87.Pulau Rimau LunikKab.Lampung SelatanKetapang
88.Pulau SebesiKab.Lampung SelatanRajabasa
89.Pulau SebukuKab.Lampung SelatanRajabasa
90.Pulau Sebuku KecilKab.Lampung SelatanRajabasa
91.Pulau Segama BesarKab.Lampung TimurLab Maringgai
92.Pulau Segama KecilKab.Lampung TimurLab Maringgai
93.Pulau SekepelKab.Lampung SelatanBakauheni
94.Pulau SeramKab.Lampung SelatanKetapang
95.Pulau SeramningiKab.Lampung SelatanKetapang
96.Pulau SerdangKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
97.Pulau SertungKab.Lampung SelatanRajabasa
98.Pulau SeserotKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
99.Pulau SetigabuntutKab.Lampung SelatanRajabasa
100.Pulau SetigaheniKab.Lampung SelatanRajabasa
101.Pulau SetigalokKab.Lampung SelatanRajabasa
102.Pulau SijebiKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
103.Pulau SinduKab.Lampung SelatanBakauheni
104.Pulau SiuncalKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
105.Pulau SulahKab.Lampung SelatanKatibung
106.Pulau SulingKab.Lampung SelatanKetapang
107.Pulau TabuanKab.TanggamusCukuh Balak
108.Pulau TangkilKab.Lampung SelatanPadang Cermin
109.Pulau TanjungputusKab.Lampung SelatanPunduh Pedada
110.Pulau TegalKab.Lampung SelatanPadang Cermin
111.Pulau TelukbekakhKab.TanggamusKelumbayan
112.Pulau TembikilKab.Lampung SelatanPadang Cermin
113.Pulau TumpulKab.Lampung SelatanKetapang
114.Pulau Tumpul LunikKab.Lampung SelatanKetapang
115.Pulau UmangKab.Lampung SelatanRajabasa
116.Pulau UmangumangKab.Lampung SelatanPunduh Pedada

Sabtu, 20 Juli 2013

Berbagi seadanya demi generasi mendatang

Akhirnya coral culture singgah kembali ke pulau tegal, tapi kali ini kami berbagi informasi dan pengalaman bersama penduduk pulau tegal. Meski dengan kemampuan kami seadanya. Karna kegiatan menanam coral yang kami lakukan selama ini, dana nya berasal dari sumbangan para anggota dan peserta. Tapi meski dengan persiapan dan kekuatan seadanya, kami melakukannya dengan ikhlas dan penuh sukarela. Semuanya demi masa depan kita semua, memang terdengar dan berkesan idealis. Tapi itulah kami. Para pemuda yang memiliki berbagai latar belakang yang berbeda. Mau bermimpi akan kembalinya keindahan bawah laut yang luar biasa di kampung halaman kami. Yang akan dinikmati oleh generasi mendatang.



Kamis, 18 Juli 2013

Belajar dari seleksi alam di teluk kiluan


Beberapa waktu lalu sahabat kami datang dari jakarta, Vika, Intan, dan Eko lebih tepatnya mereka dari tim jejak petualang. Dan sudah beberapa hari di propinsi lampung. kami berjumpa di sebuah hotel di sekitaran kota Bandar Lampung, karna mereka menginap di hotel. ternyata sudah 12 hari mereka berpetualang di tanah Ruwai Jurai, banyak yang mereka ceritakan  tentang lampung dengan segala isi hutan rimbanya, sebelumnya mereka berpetualang ke daerah suoh #lampungBarat . dan akhirnya mereka ingin mengetahui tentang laut lampung, pulau dan pesisirnya. tujuannya melihat lumba-lumba dari teluk kiluan tanggamus.
Wisata kiluan memang sedang naik daun beberapa tahun belakangan ini, dulu tidak ada yang mengenal teluk ini. sampai pada akhirnya Riko stefanus pendiri ekowisata cikal hadir. Dengan rajut tangannyalah kiluan dikenal sebagai tempat wisata.
Pada pukul 9 pagi kami akhirnya berangkat menuju teluk kiluan, dengan dengan harapan bisa melihat lumba-lumba di perairan yang masih masuk teluk semangka. Dulu memang lumba-lumba ada di teluk kiluan tapi itu puluhan tahun yang lalu. Karna maraknya pengeboman ikan dan potasium di teluk kiluan. Untuk melihat lumba-lumba, Sekarang kita harus jauh menuju keluar dari teluk kiluan untuk dapat melihat aksi lumba-lumba.
Tapi sayangnya beberapa hari hunting lumba-lumba tidak bisa kita jumpai, karna  beberapa faktor ALAM atau MUNGKIN exploitasi yang berlebihan. Karna bila musim libur semua kapal jukung dikiluan dikerahkan untuk mengantar wisatawan agar dapat melihat lumba-lumba. Sehingga sedikit ruang gerak lumba-lumba untuk muncul mengambil nafas, serta bisingnya mesin mesin kapal. Atau traumatis perburuan lumba-lumba yang dulu di lakukan oleh nelayan untuk umpan hiu.
MUNGKIN Karna lumba-lumba mahluk sosial, kemunculan lumba-lumba di sebabkan nelayan yang ingin mencari ikan, menjadi daya tarik lumba-lumba untuk ikut mencari makan juga, tapi kini hanya di jadikan sebagai objek kepuasan wisatawan dan keuntungan Bagi manusia. Dampak lingkungan dari massive tourism, banyak wisatawan berarti baik untuk keuntungan manusia, tapi dapat mempercepat hancurnya suatu ekosistem.
Dan akhirnya meliput lumba-lumba pun di urungkan. 
Tanpa sengaja para sahabat petualang ini pun melihat rak-rak rangka penanaman terumbu karang, yang sudah di tanam oleh komunitas Coral Culture beberapa tahun lalu, dan masih di lakukan hingga sekarang. dan mereka tertarik untuk meliputnya untuk di angkat ceritanya. di bantu pak amin penduduk lokal yang sudah di beri sedikit bekal pengetahuan tentang menanaman terumbu karang, oleh seorang PENDATANG yang tidak begitu dikenal baik oleh penduduk sekitar karna sifatnya yang deffensive 'tapi asli anak pribumi lampung' sahabat kami yang baru beberapa tahun belakangan gencar  mempromosikan penanaman terumbu karang di beberapa pulau di teluk lampung bersama komunitas kecilnya coral culture. 
Akhirnya mereka mendapatkan ide untuk meliputnya, agar dapat memberi pesan moral kepada para penggiat wisata bahari yang datang, mau menjaga dan menanam terumbu karang. Tidak ada terumbu karang berarti tidak ada ikan, tidak ada ikan kecil berarti tak ada ikan besar termasuk lumba-lumba. Tujuannya agar lumba-lumba bisa hadir kembali ke teluk kiluan, dan wisatawan tak perlu jauh jauh keluar teluk untuk melihat lumba-lumba.
Dan Setelah beberapa hari menginap di teluk kiluan tepatnya di pondok anak abah @ kiluandolphin. para sahabat kami pun ingin melihat cara menangkap ikan dengan cara yang paling primitive 'spearfishing', cara ini jauh sebelum manusia modern 'kita' mengenal kail, jaring, serta bom dan potasium. Menombak adalah cara untuk mendapatkan ikan. oleh Orang lampung asli menyebutnya tirukh atau payau. Tapi dikiluan banyak pendatang dan beberapa dari para pendatang menyebutnya ngeter. Tapi para sahabat kami melakukan spearfishing bukan di TELUK KILUAN. Melainkan di luar TELUK KILUAN 'pulau tutungkalit dan batu kereta' karna di dalam teluk kiluan banyak hiu nya tak jarang ikan hasil spearfishing di rampas hiu.
Jenis ikan yang di tombak pun bukan ikan yang di lindungi seperti marlin,ikan layaran, hiu, napoleon, serta ikan yang di lindungi lainnya. Melainkan mengambil ikan yang banyak populasinya sperti red Parrot fish pemakan terumbu karang. Dan mengambil ikan secukupnya. We eat what we catch. Tidak over fishing tentunya.
Para sahabat kami ini meliput beberapa adegan saat spearfishing, dan ada beberapa pesan yang di sampaikan dari spearfishing. Mengambil secukupnya serta selective hunting.
Setelah 5 hari berpetualang bersama para sahabat kami dari akhirnya mereka meninggalkan teluk kiluan dan langsung menuju jakarta. Dan kami tetap melanjutkan penanaman terumbu karang, serta mengajak nelayan untuk lebih bijak dalam menangkap ikan dengan cara ramah lingkungan yang telah di ajarkan turun menurun oleh leluhur kami.


Semoga tidak ada pihak pihak yang merasa dirugikan atas tulisan dan tayangan video ini. Kami mohon maaf bila ada pihak yang merasa di sudutkan, dirugikan. ajaklah kami, rangkullah kami sebagai adik untuk meluruskan dan menyelesaikan masalah.
Best regard
Jimmy

Note:
Judul yang di berikan bukan dari kami judul dan narasi di kembangkan oleh tim jejak petualang


http://m.mytrans.com/video/2013/05/14/49/17/27/10100/dibalik-nama-besar-teluk-kiluan



Minggu, 28 April 2013

Merayakan Hari bumi 22 april 2013

Akhirnya pilihan untuk menanm coral pada hari bumi kita menuju pulau mak itam, hampir 80% coral di mak hitam hancur, di karnakan pengeboman oleh para nelayan di sekitaran teluk lampung.
Penanaman coral di mak hitam adalah wujud dari kecintaan kami terhadap teluk lampung, yang setiap harinya kerusakan terumbu karang semakin merajalela oleh pengebom ikan. dengan kegiatan menanam coral ini harapan kami terhadap nelayan lokal akan lebih sadar bahwa pentingnya terumbu karang.
TIDAK ADA TERUMBU KARANG TIDAK ADA IKAN. dengan kegiatan menanam coral di hari bumi 22 april 2013, berharap akan semakin banyak para pelaku wisata bahari ikut menanam terumbu karang di setiap perjalanannya melakukan kegiatan olahraga air. snorkeling, diving, freedive di lampung.






Pencarian bibit terumbu karang untuk di tanam dengan metode substrat
cek ulang substrat saat rangka diturunkan 





setelah beraktifitas menanam coral akhirnya kita makan bakar ikan segar di ambil dari cara yang ramah lingkungan dari teman-teman komunitas kecil spearzing. 

Jumat, 22 Maret 2013

Coral Culture

Coral Culture di Pulau Tegal, Teluk Lampung. Snorkeling di lampung sambil menanam coral. Akhirnya Program Coral Culture perdana di pulau tegal bisa berjalan. dukungan dan supporting dari teman2 terdekat adalah kunci suksesnya acara ini. Thanks for everything guys